8 DONGENG SUPER SADIS YANG TIDAK ANDA TAHU
Kemaren saya sempat menciptakan postingan wacana 10 versi orisinil dongeng tersadis yang ditulis oleh Grimm Bersaudara, di antaranya ada versi orisinil Red Riding Hood, Cinderella, Putri Salju, Putri Tidur dll yang ternyata cukup disturbing. Nah ini ada lagi 8 lagi dongeng kuno dari Eropa yang tak kalah sadis. Mungkin lantaran kesadisannya, kisah-kisah ini tak pernah hingga ke indera pendengaran kita. Semuanya dibumbui dengan mutilasi, kanibalisme, hingga pelecehan seksual. Berikut ini 8 dongeng asing yang supersadis yang kuambil dari website listverse (jangan salahkan saya lho jikalau kalian bermimpi jelek sehabis membacanya).
1. Biancabella
Ada Cinderella, ada juga Biancabella. Kisah dongeng yang satu ini mungkin versi sadis dari Cinderella alasannya juga melibatkan ibu tiri dan dua saudari tirinya yang jahat. Cerita dimulai dari seorang perempuan yang tertidur di taman. Seekor ular menyelinap lewat “masuk” ke dalam rahim perempuan itu (cuma ada satu jalan menuju rahim ... yap, yang itu). Wanita itu kemudian mengandung dan melahirkan anak perempuan yang diberi nama Biancabella. Saat lahir, terdapat seekor ular yang melingkar di lehernya yang segera melesat pergi sesaat sehabis persalinan. Ular itu menampakkan diri pada Biancabella ketika ia sedang berjalan-jalan di taman pada ketika berumur 10 tahun. Ular itu berjulukan Samaritana dan mengaku sebagai saudari kembar Biancabella dan memberinya kecantikan yang luar biasa (ular sakti ceritanya). Seorang raja kemudian tertarik dengan kecantikan Biancabella dan memperistrinya.
Saat diboyong ke istana, ibu tiri sang raja dan kedua putrinya tidak menyukai Biancabella dan menyuruh para bawahannya untuk membawanya ke hutan dan membunuhnya. Namun mereka tak bisa membunuh Biancabella. Sebagai gantinya, mereka memotong kedua tangannya dan mencungkil bola matanya untuk diberikan pada ratu. Di hutan, Biancabella hendak bunuh diri, namun tidak boleh oleh ular tadi. Sang ular kemudian mengembalikan kondisi Biancabella menyerupai semula. Ketika raja mengetahui perbuatan jahat sang ratu dan aben ibu tiri beserta kedua putrinya hidup-hidup di atas perapian.
2. The Myrtle
Kisah diawali dengan seorang perempuan yang sangat menginginkan anak, walaupun hanya sebatang tanaman myrtle (sejenis jambu). Keinginannya benar-benar terealisasi dan ia melahirkan sebatang tanaman myrtle yang kemudian dibeli oleh seorang pangeran. Tanaman myrtle ini ternyata gila dan bisa bermetamorfosis peri yang kemudian bercinta dengan sang pangeran tiap malam. Suatu hari, ketujuh selir sang pangeran mengetahui hal ini dan cemburu. Mereka kemudian memutilasi peri itu dan masing-masing dari mereka membawa potongan tubuh dari peri itu. Terkecuali selir termuda yang tak mau ikut campur dengan perbuatan jahat selir lainnya dan hanya membawa sehelai rambut emas milik sang peri.
Seorang pelayan menemukan sisa-sisa tubuh sang peri (gigi, darah, tangan, dan tulang) yang berceceran di tanah dan membersihkannya. Karena kasihan, ia kemudian menguburkan di bawah sebatang pohon myrtle. Ajaibnya, peri itu kemudian menumbuhkan kembali bagian-bagian tubuhnya dan hidup kembali. Iapun mengadukan perbuatan para selir jahat kepada sang pangeran. Pangeran kemudian mengubur hidup-hidup para selir di dalam selokan, terkecuali selir termuda yang baik hati yang diampuni dan kemudian menikah dengan pelayan yang menyelamatkan sang peri tadi.
3. Doralice
Alkisah Pangeran Tebaldo yang jahat ingin memperistri putrinya sendiri, Doralice (incest ceritanya). Namun Doralice menolak. Doralice yang takut diperkosa ayahnya kemudian diselamatkan oleh suster yang merawatnya semenjak kecil. Doralice disuruh bersembunyi di dalam sebuah lemari kayu yang dijual ayahnya. Ajaibnya, Doralice selamat walaupun berada di dalam lemari itu selama berbulan-bulan berkat minuman gila yang diberikan suster itu. Lemari itu kemudian dibeli seorang raja yang terkejut melihat seorang perempuan bagus di dalam lemari yang ia beli. Raja itupun kemudian menikahi Doralice.
Sayangnya, ayah Doralice kesudahannya menemukan daerah persembunyian Doralice dan mendatanginya dengan menyamar. Doralice yang tak menyadari penyamaran ayahnya membiarkannya tidur sekamar dengan dua bayi yang gres dilahirkannya. Tebaldo dengan kejam membantai kedua cucunya sendiri dan memfitnah Doralice sebagai pelakunya. Sang raja yang terhasut kemudian menyuruh Doralice dikubur hidup-hidup. Namun sang suster yang mendengar kabar itu berani bersumpah pada sang raja bahwa Doralice bukan pelakunya. Beruntung, Doralice masih bisa diselamatkan. Kejahatan Tebaldo pun kesudahannya terkuak. Sebagai balasannya, iapun disiksa dan dimutilasi hidup-hidup serta potongan-potongan tubuhnya diberikan pada anjing. Cerita ini dkumpulkan oleh Giovanni Fransesco Straparola dalam bukunya “The Facetious Nights of Staraparola” yang dimaksudkan menjadi buku dongeng 1001 Malam ala Italia.
4. Sun, Moon, and Talia
Cerita ini diduga sebagai versi awal Putri Tidur lantaran kemiripannya. Dikisahkan lantaran kutukan, sang putri berjulukan Talia tertidur akhir tertusuk jarum. Seorang raja yang kebetulan lewat kemudian menemukan Putri Talia dan berusaha membangunkannya. Karena tidak berhasil, kesudahannya sang raja tetapkan memperkosanya. Dalam keadaan tertidur, Talia mengandung dan melahirkan sepasang anak kembar. Salah satu anaknya yang kelaparan menghisap jari ibunya sehingga jarum yang menciptakan ibunya tertidur terlepas dan putri Talia pun bangun. Talia kemudian menamai anak kembarnya Sun dan Moon (Matahari dan Bulan).
Suatu hari sang raja tiba kembali hendak memperkosa Talia lagi (padahal di sini ceritanya sang raja sudah punya istri), namun ia justru menemukan Talia yang sudah melahirkan kedua anaknya. Iapun memboyong Talia dan dua anaknya ke istana. Hal ini menciptakan permaisuri sang raja cemburu dan memerintahkan koki untuk membunuh dan memasak kedua anak Talia serta menghidangkannya pada sang raja. Namun sang koki tak tega dan menggantinya dengan daging domba. Merasa sudah membunuh kedua anak Talia, sang ratu kemudian hendak aben hidup-hidup Talia. Namun sang raja mendengar teriakan Talia dan melemparkan permaisurinya ke dalam api sehingga ialah yang terbakar hidup-hidup. Sang raja, Talia, dan kedua anaknya pun hidup senang selamanya.
5. The Old Woman Who Was Skinned Alive
Terjemahannya yakni “Wanita Tua yang Dikuliti Hidup-Hidup”. Alkisah lantaran fantasinya yang tinggi, seorang raja salah mengira dua orang perempuan renta bersaudara yang hidup di balik tembok sebagai dua gadis muda yang cantik. Sang raja kemudian meminta salah satu nenek itu untuk bercinta dengannya. Nenek itu oke dengan syarat “itu” dilakukan dalam kondisi gelap. Lebih abnormal lagi, biar kulitnya kencang, ia kemudian menarik kulitnya ke belakang dengan benang. Namun sang raja mengetahui nalar bulus sang nenek (sayangnya sehabis mereka selesai ber-“ehem-ehem”) dan melemparnya keluar jendela. Benang yang dipakai untuk menarik kulitnya menyangkut di pohon dan nenek itu tergantung di sana semalaman. Tujuh orang peri melihatnya dan menganggapnya lucu, sehingga mereka kemudian mengubahnya menjadi seorang perempuan muda yang cantik. Sang raja yang keesokan harinya melihat seorang gadis bagus tergantung di pohon segera menikahinya.
Saudari si nenek menjadi iri dan meminta belakang layar bagaimana ia bisa kembali muda. Sang nenek yang muda kembali tadi hanya menyampaikan bahwa ia dikuliti hidup-hidup lantaran tak mau membagi rahasianya pada saudarinya. Saudarinya benar-benar mempercayainya dan meminta biar dikuliti. Iapun kesudahannya mati akhir kehabisan darah, sementara nenek yang satu lagi hidup senang selamanya dangan sang raja. Benar-benar dongeng yang aneh.
Baik “Biancabella”, “The Myrtle Tree”, "Sun, Moon, and Talia" dan “Old Woman Who Was Skinned Alive” merupakan dongeng yang dikumpulkan Gaimbattista Basile dalam bukunya “Entertainment for the Young” pada 1634. Dilihat dari judulnya, tampaknya dongeng-dongeng mengerikan ini dimaksudkan untuk dibaca anak-anak.
6. The Robbers Brigdegroom
Judul dongeng ini berarti “Mempelai Si Perampok” dan merupakan “Texas Chainsaw Massacre” ala Eropa kuno. Alkisah seorang tukang giling menikahkan anak gadisnya dengan seorang laki-laki yang tampak cerdik dan terpandang. Suatu hari sang gadis tiba ke rumah calon suaminya, namun disana ia bertemu dengan perempuan renta (pembantu) yang menyampaikan bahwa calon suaminya dan teman-temannya yakni kanibal. Ia kemudian menyembunyikan sang gadis di dalam lemari ketika calon suaminya pulang bersama teman-temannya.
Ternyata mereka pulang dalam keadaan mabuk dan membawa serta seorang gadis yang tampak ketakutan dan memohon biar dilepaskan. Namun pria-pria itu justru menelanjangi dan memutilasi gadis itu (disaksikan sang tokoh utama). Mereka kemudian memasak daging gadis malang itu dan memakannya rame-rame. Kebetulan, sepotong jari gadis itu (dimana terdapat sebuah cincin emas melingkar) terjatuh sempurna di depan daerah persembunyian sang tokoh utama. Iapun memungutnya dan menyembunyikannya. Setelah para laki-laki kanibal itu tertidur lantaran mabuk, gadis itu segera kabur dan memberitahukan ayahnya wacana hal mengerikan itu sambil membawa jari itu sebagai bukti. Akhirnya semua laki-laki kanibal itu dieksekusi gantung. Yang lebih menciptakan kita shock, dongeng ini dikumpulkan oleh Grimm bersaudara dalam buku mereka “Children’s and Household Tales” pada 1812, artinya dongeng ini dimaksudkan sebagai dongeng anak-anak.
7. The Elf of The Rose
Membaca dongeng sadis ini, kita takkan menyangka bahwa dongeng ini ditulis oleh Hans Christian Andersen yang populer dengan dongeng-dongeng anak-anaknya menyerupai Little Mermaid. Kisah ini bercerita wacana seorang laki-laki yang dibunuh oleh saudaranya sendiri lantaran cinta segitiga. Lelaki jahat itu rupanya menginginkan gadis yang menjadi kekasih saudara yang ia bunuh itu. Ketika sedang mengubur saudaranya, setangkai daun kering jatuh di atas rambut cowok itu. Ia tak sadar ada seorang peri yang bersembunyi di daun tersebut dan telah menyaksikan perbuatan jahat lelaki itu. Suatu malam, ketika cowok itu membungkuk ke arah kekasih saudaranya yang sedang tertidur, peri itu turun ke indera pendengaran gadis itu dan membisikkan bahwa kekasihnya telah dibunuh. Peri itu juga memberitahu dimana ia dikuburkan.
Sang gadis yang berduka kemudian menggali kuburan kekasihnya dan menemukan kepala kekasihnya yang terpenggal. Ia kemudian menciumnya dan membawanya pulang. Lebih abnormal lagi, ia kemudian menyembunyikannya di dalam pot yang dtimbunnya dengan tanah dan menanaminya dengan sebatang tanaman melati di atasnya. Siang dan malam gadis itu terus menangis. Ketika bunga melati itu mekar, gadis itu terus menciuminya dan menciptakan saudara kekasihnya yang jahat cemburu.
Akhirnya sang gadis meninggal lantaran kesedihannya yang mendalam. Sebelum meninggal, sang peri membisikkan kata-kata indah untuk menenangkan jiwa gadis itu. Akhirnya gadis itu dan kekasihnya berkumpul kembali di surga. Sementara itu, sang saudara yang jahat membawa pot melati itu ke dalam kamarnya. Saat tertidur, sesosok roh muncul dari dalam bunga yang mekar dan membunuh saudara yang jahat itu.
8. The Juniper Tree
Lagi-lagi dongeng ini berasal dari buku “Children’s and Household Tales” karya Grimm Bersaudara, namun tetap saja ceritanya tidak patut untuk didengar bawah umur (kecuali anaknya Sumanto mungkin). Alkisah seorang ibu tiri sangat membenci anak tirinya. Ia berencana membunuh anak tirinya itu biar warisan suaminya jatuh pada anak kandungnya, yaitu seorang anak perempuan berjulukan Marlene. Ibu tiri itu kemudian menipu anak tirinya dengan menyuruhnya mengambil sebuah apel dari dalam peti. Ketika anak itu menjulurkan kepalanya ke dalam peti, ibu tiri itu kemudian menutupnya dengan keras sehingga kepala anak itu terpenggal.
Untuk menyembunyikan perbuatannya, ibu tiri itu menyatukan kepala anak itu ke badannya dan menyembunyikan lukanya dengan sapu tangan. Ia kemudian menyuruh anak perempuannya, Marlene untuk memanggil saudara tirinya yang sudah mati itu. Ibunya berpesan biar Marlene memukul telinganya apabila ia tak menjawab. Marlene pun memanggilnya dan ketika ia tak menjawab (karena sudah mati), Marlene kemudian memukul anak itu hingga kepalanya terjatuh. Marlene histeris lantaran menyangka ia sudah membunuh saudaranya. Ibunya pun menghibur anak itu dan menyampaikan pada anaknya bahwa untuk menyembunyikan perbuatannya, ibunya akan memotong-motong anak itu kecil-kecil dan memasaknya di dalam kompor.
Yang lebih mengerikan lagi, sang ibu tiri menghidangkan daging anak itu pada suaminya yang kemudian memakannya dengan lahap. Tragisnya, sang ayah justru menyampaikan bahwa itu yakni masakan terenak yang pernah ia makan. Marlene yang ngeri melihat kejadian itu mengumpulkan sisa-sisa tulang saudaranya dan menguburnya di bawah pohon juniper (sejenis pohon cemara). Dari pohon itu muncul seekor burung yang menyanyi “Ibuku membunuhku, ayahku memakanku.” Pada akhirnya, sang ibu tiri itu menerima sanksi dan terbunuh oleh burung itu.
Sumber http://dithelen.blogspot.com