Iman Tempe



Ada seorang ibu yang hidupnya dari berjualan tempe yang dibuatnya sendiri.
Ibu ini tinggal di sebuah desa di kawasan Jawa Tengah.
Setiap hari Ibu ini melaksanakan aktifitasnya menyerupai biasanya, ialah bangun pagi-pagi beliau terlebih dahulu bersekutu dengan Tuhan, berdoa, membaca Alkitab dan sehabis itu beliau mengurus pekerjaannya di dapur dan berangkat ke pasar menjual tempe yang telah di buatnya.
Ibu ini hidup dengan sederhana, tapi sebagai seorang anak Tuhan ia selalu mengucap syukur dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya. Dalam kesederhanaannya, ia selalu percaya bahwa Tuhan Yesus selalu memeliharanya.

Seperti kebiasaannya tiap pagi hari ia bangun dan membaca Alkitabnya, berdoa dan sehabis itu ia ke dapur untuk mempersiapkan tempe yang akan di jualnya hari ini.
Tapi pada ketika ia akan mengambil tempe yang telah dibentuk sehari sebelumnya, betapa kagetnya begitu ia membuka tutup wadah tempe buatannya.

“Waduh, tempeku belum jadi masih berupa kedelai…Oh tidak”
Katanya mengeluh.

“Wah..bisa tidak makan saya hari ini kalau tidak ada tempe yang sanggup saya jual, bagaimana ini” Kepanikannya mulai muncul.

“Oh mungkin saya kurang berdoa sehingga persoalan ini terjadi padaku hari ini.”
Ia duduk sebentar, menarik napas panjang dan mulai berpikir

"Apa yang menjadikan ini terjadi  padaku ya?, apa saya sudah berbuat dosa atau ada sesuatu yang lain sehingga hal ini sanggup terjadi?.”

Ia terus berpikir sedemikian rupa, menganalisa barangkali beliau berbuat dosa, sehingga persoalan yang belum pernah terjadi, kini terjadi di hari. Akhirnya ia mengambil keputusan untuk berdoa.

Ibu itu mulai berdoa.
“Tuhan, Kalau saya berdosa, ampunilah aku. Aku percaya Engkau sanggup buat mujizat. Engkau tahu bahwa kebutuhan hidupku tercukupi dari saya berjualan tempe ini. Kaprikornus saya percaya Engkau niscaya tolong aku. Sekarang ya Tuhan tolong ubah kedelai ini menjadi tempe menyerupai Engkau pernah mengubah air menjadi anggur” Doa ibu ini dengan sungguh-sungguh.

“Dan kini saya berkata kepada kedelai ini, Dalam nama Tuhan Yesus, aku perintahkan engkau berkembang menjadi Tempe!!” Perintahnya dengan menghardik.

Ia melaksanakan hal tersebut dikarenakan ia sering melihat bagaimana pendeta di gerejanya berdoa dan bagaimana ia mencar ilmu Bibel di gerejanya yang mengajarkan bagaimana anak Tuhan diberi otoritas oleh Tuhan. Karena itulah ia mencar ilmu mempraktekkannya hari itu.

Lalu, apa Yang Terjadi??.....

Ibu ini setengah ragu. Ia mulai membuka epilog wadah tempat biasanya ia membuat tempe tersebut. dan….. ( apakah berdasarkan saudara tempe itu sudah jadi??).

Ternyata tempe tersebut belum jadi, dan masih menyerupai sebelumnya berupa tempe setengah jadi.

“Waduhh… ya Tuhanku ternyata belum berubah” gumannya setengah berputus asa.

“Oh… mungkin saya kurang beriman.”
“Sekarang saya harus lebih percaya lagi” Katanya sambil mempersiapkan imannya.(dengan setengah dipaksa dirinya untuk percaya bahwa itu bisa terjadi).

“Dalam Nama Yesus……..Aku berkata kepada kedelai ini….. Berubahlah engkau menjadi Tempe yang terbaik” Perintah ibu ini kepada tempe yang belum jadi tersebut sambil menumpangkan tangannya ke atas epilog wadah tempe dengan penuh keyakinan.
(Nah…..sekarang, berdasarkan saudara apakah kedelai sudah berkembang menjadi tempe??).

Lalu……..

Kembali Ia meyakinkan dirinya sebelum membuka epilog wadah tempe tersebut. Dan…………………………..

“Hah…..” Ibu ini menghela napas panjang.

Ternyata kedelai tersebut masih tetaplah kedelai dan tidak ada perubahan apapun. Ia terduduk lemas tak berdaya dalam keresahan dan kebingungannya.

“Ya Tuhan…. saya harus berbuat apa lagi?. Mengapa hal ini sanggup terjadi padaku. Aku tidak punya uang cukup untuk makan kalau hari ini saya tidak berjualan tempe. Aku sudah mempraktekkan FirmanMu dengan kepercayaan sekalipun, namun Tuhan…..mengapa Engkau tidak buat Mukjizat. Apa Tidak ada mukjizat lagi di jaman sekarang?” gumannya kembali dalam hatinya yang semakin resah dan bingung berkecamuk menjadi satu.

“oh…mungkin saya harus melangkah dengan iman” Pikir ibu ini kemudian.

“ya…,benar…., saya harus melangkah dengan kepercayaan dan menjual tempe belum jadi ini ke pasar, niscaya Tuhan buat mukjizat dalam perjalanan. Bukankah aku harus melangkah dengan kepercayaan untuk sanggup terciptanya mukjizat. Bukankah itu yang dikatakan di Alkitab?…. ya … saya harus berangkat ke pasar sekarang!”

Kemudian ia mengambil tempe belum jadi ini dan memasukkannya ke dalam keranjang pikulannya dan memondongnya ke punggungnya dan bersiap berangkat ke pasar.

“Tuhan, saya sudah melangkah dengan kepercayaan kini dan saya percaya Engkau pasti buat mukjizat kini ini” Doa ibu  ini.

Di perjalanan, ia menyanyi lagu kebanggaan untuk membangkitkan imannya dan belajar mempercayai Firman Tuhan.

“…….Bukan lantaran kekuatan…..namun RohMu ya Tuhan……Ketika ku percaya …Mukjizat itu nyata” Lagu “Mukjizat itu Nyata” dilantunkan ibu ini terus  sambil melangkah ke pasar.

Setibanya di pasar, teman-teman seprofesinya gundah lantaran ibu ini datang di pasar kesiangan.

“Ya… ada keperluan” Katanya, menjawab teman-temannya yang menanyakan sebabnya kesiangan datang di pasar. padahal dalam hatinya berkata

” Yah, ini gara-gara bergumul dengan tempe dan kedelai”

Lalu ia menurunkan barang dagangannya yang masih tertutup kain tersebut, sambil menoleh ke dagangan tempe teman-temanya yang sudah mulai habis, sedangkan beliau sendiri belum berjualan lantaran kesiangan hari itu.

“Sekarang saya harus melihat bagaimana Tuhan sudah merubah kedelai ini jadi tempe” kata ibu ini dalam hatinya.

Dengan perlahan sekali beliau berusaha mengintip di balik keranjangnya dengan harapan kedelai sudah berkembang menjadi tempe. (Sekarang berdasarkan saudara bagaimana, apa ada Mukjizat terjadi untuk ibu ini?)

Yang terjadi berikutnya……

“Wah.., kok belum jadi juga ya...” ia kecewa dan mengeluh kemudian terduduk di lapaknya di pasar tersebut…. lemas….dan putus asa.

“Ya Tuhan saya berserah kepadaMu sekarang, apa yang Kau kehendaki biarlah terjadi padaku” Doa nya perlahan sambil menangis.


Tidak usang kemudian, ia melihat ada seorang ibu paruh baya yang berjalan seolah mencari sesuatu dari satu lapak ke lapak lainnya hendak membeli sesuatu tapi tidak mendapat apa yang mau dibelinya. Sampai ibu paruh baya tersebut berhenti di lapak ibu penjual tempe tersebut.

“Ibu mencari apa…kok saya perhatikan mencari sesuatu tapi tidak mendapat apa yang ibu mau beli” Kata ibu penjual tempe tersebut sambil menghapus air matanya.

“ehmmm… saya cari tempe yang setengah jadi bu, itu loh… tempe yang masih belum jadi tempe, tapi masih kededai yang mau jadi tempe…. saya sudah keliling ke seluruh penjual tempe di pasar ini tapi tidak ada yang jual tempe setengah jadi tersebut” kata ibu pembeli itu.

Sontak sang ibu penjual tempe kaget.
”untuk apa bu…..kok cari tempe yang belum jadi”

”itu loh bu… anak saya yang tinggal di Jakarta, lagi ngidam hamil muda dan ngidamnya itu kepingin tempe dari desa asalnya ini…. lha kalau saya paketkan tempe ini ke Jakarta dan datang di anak saya 2 hari lagi  ya tempe tersebut sudah tidak enak lagi kan. Kaprikornus supaya pas, saya harus cari tempe yang belum jadi. Supaya kalau datang di rumah anak saya 2 hari lagi…..pas matangnya tempe
tersebut dan yummy kalau dimakan”

Langsung ibu penjual tempe ini tanpa sengaja berteriak “HALLELUYAAAAAA”
begitu bahagianya dia.

”Oh ada bu…ada…. ibu perlu berapa potong?” kata ibu penjual tempe sambil semringah kegirangan.

“Wah saya borong semua deh.., berapa yang ibu punya” jawab ibu pembeli tersebut.

”ieit…eit tunggu dulu………….Jangan-jangan Tuhan sudah ubah kedelai ini jadi tempe….. wah sanggup batal ini tempe ku ga jadi laku” guman ibu penjual tempe ini dalam hatinya.

kemudian ia membuka epilog dagangannya perlahan-lahan hendak melihat apakah tempe yang belum jadi itu masih belum berubah.

“hah.., puji Tuhan masih berupa tempe belum jadi” gumannya dalam hati.

“Terima kasih ya Tuhan Engkau ternyata punya jalan keluar dalam setiap masalahku dan selalu memperhatikan aku…… Terima kasih ya Tuhan” Doa si ibu sambil menangis senang lantaran Tuhan sudah menolongnya. kemudian ia pulang dengan gembiranya sambil bernyanyi keras dan lantang

"Tuhan Yesus tidak berubah...tidak berubah, tidak berubah....."

-----------------------------


"Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya" (1 Yohanes 5:15)

dan

"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu"
(Amsal 3:6)

Sumber http://dithelen.blogspot.com